Oleh: Ernawati Barany -
Mahasiswi Magister Ilmu Ekonomi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Menjelang perayaan malam tahun baru dan natal, pemerintah selalu memastikan barang kebutuhan pokok tetap terkendali, salah satu seperti minyak goreng. Penyebab minyak goreng mengalami kenaikan disebabkan terganggunya pasokan minyak goreng yang dihasilkan dari Domestic Market Obligation (DMO). Pada bulan Februari 2024, realisasinya DMO hanya mencapai 123.536 ton atau sebesar 41% saja dari target bulanan yang sudah ditetapkan sebesar 300.000 ton. Pemerintah telah berupaya memberlakukan kebijakan kewajiban dalam pasokan kebutuhan domestic (DMO) dikarenakan pengusaha minyak sawit dan produsen minyak goreng cenderung memilih ekspor saat harga komoditas sedang tinggi.
Berdasarkan pemantauan di lapangan, harga minyak curah dan kemasan seperti Minyakita mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Minyak goreng Minyakita mengalami kenaikan pada bulan Agustus 2024 dari Rp 14.000 menjadi Rp 15.700 per liter. Sedangkan harga minyak berkemasan sederhana mengalami kenaikan dari harga Rp 18.000 menjadi Rp 18.320 per liter. Kenaikan harga tersebut akan berdampak pada fluktuasi harga yang sangat signifikan.
Pada gambar kurva tersebut menggambarkan keseimbangan pasar minyak goreng sebelum dan sesudah kenaikan harga yang berakibat pada penurunan pasokan barang. Pada mulanya, keseimbangan pasar berada di titik E1 dengan harga Rp 14.000 per liter untuk minyak goreng Minyakita. Hal tersebut merupakan perpotongan antara kurva permintaan (D) dengan kurva penawaran awal (S1). Adapun faktor-faktor penyebab penurunan pasokan, karena kurva penawaran bergeser kekiri menjadi (S2), yang berakibat kenaikan harga Rp 15.700 per liter yang mencapai titik keseimbangan baru (E2). Pada pergeseran ini, menunjukkan pada setiap tingkat harga, jumlah minyak yang ditawarkan sedikit dibanding sebelumnya. Sehingga mendorong adanya kenaikan harga dan jumlah yang diminta konsumen berkurang.
Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas) harga minyak goreng kemasan di Indonesia pada bulan Februari 2024 mengalami kenaikan, pada bulan Juni naik dengan rata-rata sebesar Rp 17.920 per liter dan lebih tinggi dibandingkan bulan Juni pada tahun lalu. Harga minyak goreng diberbagai wilayah sangat beragam, termasuk di daerah Papua pegunungan sebesar Rp 35.000 per liter. Kemudian untuk harga terendahnya di wilayah kepulauan bangka Belitung sebesar Rp 15.590.
Beradasarkan data yang diperoleh dari penelitian Khatijah (2024) yang menyatakan bahwa di salah satu daerah di daerah Mugo Rayeuk, Aceh sangat berdampak lebih dari 50%. Hal tersebut sangat berdampak terutama pada keuangan masyarakat atau masyarakat yang berpenghasilan dibawah UMR. Hal tersebut juga berdampak langsung pada Ibu Rumah Tangga yang sulit dalam mengalokasikan keuangannya dikarenakan pendapatannya yang kecil sehingga sulit untuk menyesuiakan antara pendapatan dengan pengeluaran mereka.
Selain itu menurut penuturan Pudji pada rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah pada tahun 2024 menyatakan bahwa harga minyak goreng pada minggu keempat pada bulan Agustus 2024 naik sebesar 0,33% dibandingkan dengan bulan Juli 2024. Hal tersebut dapat dilihat dari kabupaten kota yang mengalami kenaikan sebesar 44%. Dapat diperkirakan hingga menjelang liburan natal dan tahun baru akan mengalami peningkatan harga.
Permintaan sejumlah minyak goreng yang mengalami peningkatan pada musim liburan dikarenkan terdapat kesiapan jumlah hidangan yang disajikan untuk keluarga.
Hal tersebut memungkinkan adanya kenaikan harga di pasaran. Selain itu para pedagang UMKM juga megeluhkan dengan melonjaknya harga minyak goreng dikarenakan para pedagang harus memutar otak agar dagangannya tidak merosot drastis. Salah satunya harga minyak curah mengalami kenaikan saat menjelang natal dan tahun baru di salah satu pasar tradisonal di Kota Pekalongan.
Adapun berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi lonjakan dalam permintaan, pemerintah telah berupaya menyiapkan langkah-langkah diantaranya; (1) melakukan peningkatan jumlah frekuensi dalam operasi pasar, (2) Memperketat dalam pengawasan distribusi minyak goreng, (3) Melakukan koordinasi antara produsen dengan distributor supaya lebih jelas. Pemerintah dalam hal ini menghimbau kepada masyarakat supaya tidak terlalu khawatir mengenai ketersediaan minyak goreng menjelang liburan natal dan tahun baru. Jumlah dan harga minyak goreng akan terus dilakukan pemantauan untuk memastikan harga tetap stabil dipasaran.
Daftar Referensi:
- Purwanto, Niken Paramita. (2024). “Kenaikan Harga Minyak Goreng Akibat Terhambatnya Pasokan DMO.” Info Singkat: Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual dan Strategis, Volume XVI, No. 7/I/ Pusaka, Badan Keahlian DPR RI.
- Khatijah & Setiyana, R. (2024). Dampak Kenaikan Harga Minyak Goeng Terhadap Alokasi Keuangan Rumah Tangga Warga Desa Mugo Rayeuk. Wrmadewa Management and Business Journal 6 (1), 10-18.
- Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Kota Pekalongan. (2022, 16 Desember). Jelang Nataru, Harga Minyak Goreng Alami Kenaikan. Didagkop Pekalongan Kota. Diakses pada 7 November 2024.
- Fahrudin, F., Jufri, A., & Kamil (2022). Analisis Kenaikan Harga Minyak Goreng Terhadap Pola Produksi untuk Meningkatkan Pendapatan UMKM . Jurnal Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi, 1 (2).
- Katadata Indonesia. (2024). Harga Minyak Goreng Kemasan Sederhana Naik Semester I 2024. Databoks Katadata. Diakses pada 8 November 2024.
- Badan Pusat Statistik. (2023). Distribusi Perdagangan Komoditas Minyak Goreng Indonesia 2023. Jakarta: Badan Pusat Statistik.