Pemilik perusahaan, Hermanto mengatakan bahwa pihaknya hanya memiliki kewenangan mengantar gas dari Stasiun Pengisian dan Pengantaran Bahan Bakar Elpiji (SPPBE) hingga ke pangkalan (pengecer). Ia membeberkan bahwa supirnya malah tidak diizinkan masuk, saat pengisian gas. Biasanya hanya sampai pintu gerbang, seterusnya pihak Pertamina (SPPBE) akan membawa truk pengangkut gas ke dalam untuk diisi. Setelah selesai, akan diantar lagi ke pintu gerbang untuk diambil alih oleh supir agen penyalur gas.
Selain itu, Hermanto mengaku agen juga dilarang untuk menyimpan gas di gudang.
"Kita dilarang menyimpan di gudang. Setelah tabung gas diisi oleh pertamina, kita langsung salurkan ke pangkalan. Jadi kita tidak memiliki peluang untuk mengutak-atik isi dan segel gas. Tidak ada urusan kalau kekurangan volume". Bebernya kepada Media yang dikonfirmasi langsung pada Jumat(05/07) di Desa Saewe Kota Gunungsitoli.
Baca juga : Konsumen Protes Gas Melon Tidak Terisi Full, Susut Nyaris 1.2 Kilogram
Sebelumnya, diberitakan Ester Kris Agusni Mendrofa salah seorang konsumen gas melon atau tabung 3 kg di Kota Gunungsitoli, melancarkan protes ke Pertamina gas melalui sosial media facebook. Melalui unggahannya pada Selasa(02/07) di akun Ester Mend, ia meminta agar isi tabung gas 3 kg diisi penuh.
"Kami masyarakat merasa dirugikan, masa isinya cuma setengah doang???". Protes Ester.
Hingga berita ini diturunkan, awak media masih berusaha menghubungi pihak Pertamina. (A026).