Pematangsiantar I NUSANTARATALK.ID - Ahmad Fauzi Ketua Anak Muda Bergerak Siantar-Simalungun kritik perkataan Ibu Susanti selaku Walikota Pematangsiantar untuk menjamin kesehatan serta pendidikan anak/korban pelecehan seksual terhadap anak 6th dibawah umur sampai mencapai cita-citanya sebagai dokter, keterangan tersebut setelah menjenguk korban di RSUD Djasemen Saragih pada 21/5 kemarin.
Setelah beredarnya vidio Ibu Susanti Walikota Pematangsiantar terkait menjamin kesehatan dan pendidikan korban pelecehan seksual dibawah umur, Ahmad Fauzi langsung melakukan advokasi serta wawancara eksklusif terhadap keluarga korban pada 25/5 pukul 18.37 di RSUD Djasemen Saragih Pematangsiantar.
Adapun beberapa upaya yang telah dilakukan Ahmad Fauzi dalam mendampingi secara ekslusif keluarga korban tersebut disampaikan pada wawancara bersama awak media disebuah warung kopi Jln. Sangnawalu Pematangsiantar. (Rabu, 29/5/2024)
Terkait jaminan kesehatan korban sejauh ini sudah terealisasi, sehingga Kartu BPJS dan KIS korban tersebut langsung difasilitasi oleh ibu Susanti Walikota Pematangsiantar. -Ucap Fauzi
Mengenai pendidikan korban tersebut juga kita sudah datangi kepala dinas pendidikan ke kantornya bersama keluarga korban beserta beberapa rekan-rekan mahasiswa. -ujar Fauzi dengan wajah yang marah
Hasil pertemuan dari Bapak Hamdani Lubis Kepala Dinas Pendidikan didampingi Bapak Suhendra Ginting tidak menemukan hasil konkrit yang jelas secara kepastian pendidikan korban sehingga kita merasa kecewa atas jawaban dari dinas pendidikan. -ucap Fauzi sambil memberikan hasil rekaman suara beserta data foto pertemuan dengan dinas pendidikan
Dikutip dari Rekaman saat bertemu dengan Kadis Pendidikan, bahwa pihaknya hanya bisa memberikan fasilitasi hingga sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP), namun Bapak Hamdani Lubis tidak memberikan sebuah fakta integritas selembar kertas untuk pegangan korban.
"Kami dari pihak Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar hanya bisa memberikan fasilitas sampai smp pak. ," -tegas Hamdani Kepala Dinas Pendidikan
"Hingga selesainya pertemuan tersebut, berakhirnya pertemuan pihak korban tidak mendapatkan kepastian hukum untuk pendidikan korban tersebut, hanya saja berupa omongan secara lisan dan tidak bisa menjamin mutu pendidikan korban tersebut."
Ahmad Fauzi dikenal sebagai Tokoh Pemuda Siantar-Simalungun menyampaikan bahwa mereka kecewa melihat sikap kepala dinas pendidikan.
Ketua Anak Muda Bergerak Siantar-Simalungun itu juga mengecam keras Kepala Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar yang telah mensepelehkan pertemuan tersebut bahwa Bapak Hamdani saat berbincang didalam ruangan sambil bermain hp. -ujar Fauzi
Jika Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar memberikan fasilitas pendidikan secara lisan, itu bukan solusi bagi korban, seolah olah mau lepas tanggan. -tegas Fauzi
Bahkan fauzi kembali menegaskan bahwa mendesak Hamdani Lubis selaku kepala Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar untuk segera mundur dari jabatannya, karena kami nilai sudah tak pantas lagi menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar yang tidak memiliki etika dan moral, terbukti dari ucapan dan janjinya kepada pihak korban melalui ucapan Ibu Susanti Walikota Pematangsiantar (21/5) kemarin. -tegasnya
Diakhir, Ahmad Fauzi juga sudah melakukan vidio konferensi pers bersama keluarga korban dengan meminta kepada Ibu Susanti Walikota Pematangsiantar agar dapat berjumpa langsung dan memintai kejelasan terhadap kepastian mutu pendidikan korban pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur yang saat ini sedang menuntut keadilan.
Tolong kami keluarga korban ibu Walikota, jangan hanya sekedar ucapan untuk menjaga elektabilitas terhadap masyarakat demi kepentingan ibu di ajang pesta pilkada November mendatang. -tutup Fauzi dengan menunjukan bukti vidio pers tersebut sudah dikirim melalui pesan WhatsApp kepada Ibu Susanti dan Ajudan Walikota (Andy).