Benar, memang ada banyak orang
yang tidak suka atau tidak tertarik untuk bekerja sebagai tenaga penjual
(sales).
Alasannya bisa beragam dan
tergantung pada preferensi, kepribadian, dan situasi individu. Pernah tahu
rasanya jadi karyawan operasional yang stress karena kerjaan banyak dan numpuk
di atas meja?, Jadi Sales stressnya 10x lipat dari itu.
Sales, targetnya tinggi, susah harus mulai dari mana untuk mencapainya. Segala sesuatu harus dimulai dari proyeksi awang-awang. Kayaknya client A mau beli sekian ratus juta. Client B kayaknya bisa ditawarin produk X. Client C udah berkali-kali nolak, tapi apa boleh buat deh, saya tempel terus saja, kayaknya sih masih bisa diprospek.
It is hard, and it isn't for everyone.
Dengan tingkat stress setinggi ini, seringkali saya sedih saat melihat para Sales direndahkan oleh konsumen dan rekan-rekan di divisi lain. Sudah jadi rahasia umum kalau hubungan Sales dan Ops itu seperti anjing dan kucing-jarang akur.
Ops selalu menganggap Sales adalah kumpulan orang-orang doyan party yang tidak becus kerja, tapi di saat yang bersamaan ngiri karena Sales biasanya digaji lebih tinggi dari mereka (plus dapat komisi). Sementara itu, banyak Sales yang diam-diam mendambakan pekerjaan Ops yang nyaman di belakang meja tanpa harus dihantui target yang mencekik leher.
Direndahkan konsumen, ini lain cerita. Saya pernah baca tulisan seorang Quorawati yang menganggap memperlakukan sales bank dengan semena-mena, sampai-sampai si Sales harus mengorbankan gaji dan insentifnya demi menaikkan nominal cashback supaya nasabah tidak pindah ke bank lain, adalah suatu hal yang wajar.
Saya pernah ada di posisi Sales tersebut, dan saya tahu betul rasanya kekurangan uang setiap bulan karena nasabah-nasabah beramai-ramai mengancam untuk memindahkan uang kalau tidak diberi cuan lebih melalui gaji atau insentif saya. Tidak, itu tidak wajar, tapi tidak ada yang bisa kami lakukan karena kami kejar target dan customer adalah raja, kan? Bila kami tidak ada uang, maka customer bisa dengan entengnya berkata, ya kalau tidak sanggup kamu cari kerjaan lain saja, kan?
It is hard, and it isn't for everyone
Jadi Sales juga berarti harus siap diberhentikan kapan saja. KPI-nya jelas menggunakan angka, bila tidak mencapai maka siap-siap saja diminta mengundurkan diri. Sales adalah divisi yang secara umum tingkat turn over-nya paling tinggi. Tidak achieved silahkan keluar, namun di sisi lain apabila achieved, selamat! Target akan naik di bulan berikutnya. Seperti makan buah simalakama.
Sekali lagi, it is hard, and it isn't for everyone.
Dengan nature kerjaan semacam itu, para Sales sukses yang konsisten bertahan di lini profesi ini bisa dipastikan merupakan orang-orang hebat yang sudah sangat teruji mentalnya. Mereka tahan banting, ahli mencari koneksi, pintar menyusun strategi, dan punya mata yang sangat jeli dalam melihat peluang. Mereka adalah tulang punggung perusahaan, tidak ada mereka artinya perusahaan tidak punya pemasukan. Sebuah realita yang seringkali kabur karena orang-orang sudah keburu memandang sebelah mata.
Kalau kamu bukan tipe orang yang tahan banting, jangan jadi Sales. Kamu tidak akan suka, dan tidak akan tahan. Sales adalah pekerjaan dengan titel paling tidak keren, dan hanya orang-orang dengan personality trait tertentu saja yang berhasil sukses di bidang ini.
It is hard, and it isn't for everyone.